Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMA Tarsisius 1 untuk kelas X kembali menggelegar. Proyek ini adalah proyek kedua dalam Tahun Pelajaran 2023/2024 setelah sebelumnya proyek pertama terselenggara pada November – Oktober 2023 silam. Maka, kini saatnya menyelenggarakan Gelar Karya P5 untuk kedua kalinya.
Tema yang diangkat dalam proyek kedua ini adalah “Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan topik “Hidup Selaras Alam.”
Setelah berproses selama 2 pekan, sejak 19 hingga 29 Februari, siswa/i akhirnya menggelar pameran produk P5 pada Jum’at, 1 Maret 2024. Gelar Karya P5 ini mengundang kehadiran para guru dan orang tua/wali peserta didik kelas X. Dalam sambutannya membuka kegiatan P5, kepala SMA Tarsisius 1, bapak Stephanus Subarno menyampaikan tujuan pembelajaran P5 ini.
“Tujuan P5 yang kedua ini adalah untuk mendorong anak-anak kepada kesadaran akan gaya hidupnya ke masa depan. Karena itu, tema yang dipilih adalah Hidup Selaras Alam”, jelas Subarno.
Dengan banyaknya masalah lingkungan hidup di sekitar kita saat ini, lanjut Subarno, “sekolah hendak mendorong kesadaran anak akan hal itu lewat P5. Sehingga selanjutnya mereka dapat menata gaya hidupnya yang selaras alam. Apa yang mereka hasilkan adalah karya mereka sebagai aksi nyata peduli terhadap lingkungan.”
Koordinator P5 kedua ini, Ibu Lilis Aryani menjelaskan tentang latar belakang pemilihan tema serta tahap-tahap atau proses pelaksanaan proyek serta beberapa dimensi penilaian yang hendak tercapai.
“Latar belakang pemilihan tema adalah masalah lingkungan saat ini yang semakin besar, terutama masalah lingkungan di Jakarta seperti polusi, banjir dan sampah. Anak-anak terdorong untuk menyadari masalah ini dan berusaha mencari solusi serta menghasilkan produk sebagai aksi nyata menyelamatkan lingkungan”, jelas Lilis Aryani kepada orang tua yang hadir.
Selain itu ia menjelaskan pula tahapan serta dimensi penilaian proyek dari awal hingga akhir. “Proyek ini menempuh beberapa proses seperti eksplorasi, diskusi, merancang konsep, membuat proposal, pembuatan produk, presentasi dan pameran serta berpuncak pada refleksi”, tandas guru lulusan S2 Matematika Sanata Dharma ini.
Ia melanjutkan, “Kita akan menyaksikan presentasi mereka hari ini dan melihat langsung hasil karya mereka. Lebih dari apa yang dihasilkan dan yang dapat terlihat yaitu produk atau karya anak-anak, proyek ini sesungguhnya mendorong dan meningkatkan banyak hal positif yang justru tidak terlihat. Hal tersebut antara lain dimensi bekerjasama, berkoordinasi, berkomunikasi, mengolah konflik atau perbedaan pendapat, mengolah emosi, mandiri, dan kreatif menghasilkan gagasan dan tindakan yang original. Inilah beberapa dimensi dalam penilaian seluruh proses yang berjalan.”
Pengalaman Peserta Didik
Sementara itu, dari sisi peserta didik yang terlibat langsung dalam proyek banyak hal terungkap, antara lain proses yang mereka lalui, pengetahuan baru tentang persoalan lingkungan, solusi yang menyeruak hingga produk yang tercipta.
Tidak hanya itu, mereka mengungkapkan pula nilai-nilai yang dapat mereka pelajari serta perasaan-perasaan yang muncul selama proses P5.
“Ada banyak nilai yang kami pelajari yakni bekerjasama, komunikasi, kesabaran, kreatif, mandiri dan sebagainya. Sementara perasaan yang kami alami adalah senang, gembira, bangga dan juga stress. Bangga karena dapat menghasilkan karya walaupun tidak begitu maksimal”, jelas Caren, peserta didik kelas XB.
Hal yg sama dirasakan oleh Allysia Laurence, peserta didik kelas XA. “Kami merasa senang bisa menghasilkan ide untuk mengkampanyekan peduli lingkungan lewat poster di media sosial. Tentu sederhana tetapi kami yakin, kesuksesan besar berawal dari hal yang kecil”, ucap adik kandung ketua OSIS, Christina Laurence ini.
Christoper Radit, peserta didik kelas XC tidak ketinggalan menceritakan perasaan dominan pada gelar karya P5 dengan kelompoknya. “Kami bangga, senang dan bahagia tapi juga tress mengerjakan proyek ini. Tapi yang dominan adalah ada rasa prihatin dengan bumi kita yang sedang tersakiti saat ini. Karena itu kita harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan bumi kita. Sebab kalau bukan kita, siapa lagi?”, tutup peserta didik lulusan SMP St. Yoseph Mangga Besar ini.
Acara gelar karya P5 ini mengarah pada kesempurnaan dengan pameran produk. Orang tua dan para guru berkesempatan mengunjungi stand-stand kelompok serta dapat berdiskusi dan bertanya banyak hal tentang produk P5.