Pengurus dan pimpinan kantor pusat Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) berbaur bersama guru-karyawan Unit Tarsisius I. Kamis, 18 Juni 2020, semuanya berkumpul di Aula Sekolah Tarsisius I dengan menerapkan protokol covid-19 yang ketat. Hari itu, akan dilaksanakan serah terima jabatan (sertijab) dari pimpinan sekolah yang lama kepada pimpinan sekolah yang baru.
Seiring dengan akan berakhirnya periode kepemimpinan para pejabat lama yaitu tanggal 30 Juni 2020, maka telah dilakukan penataan kembali komposisi pimpinan sekolah di Unit Tarsisius I. Memang tidak semua pejabat lama diganti. Ada beberapa yang masih tetap pada posisinya. Namun, ada yang sudah memasuki masa purna bakti dan ada juga yang mendapatkan penugasan baru. Sertijab diawali dengan pembacaan SK Pengangkatan Pejabat Baru oleh Sekretaris Pengurus YBHK, Prof. Dr. Ir. Susi Suhendra. Komposisi pimpinan sekolah Unit Tarsisius I untuk periode 2020-2021 adalah:
- Kepala TK Tarsisius I : Yustina Reni Widiastuti
- Kepala SD Tarsisius I : Markus Toto Rudianto
- Wakil Kepala SD Tarsisius I : Pratiwi Ayuningtyas
- Kepala SMP Tarsisius I : Christina Tjia Hong Tjen
- Wakil Kepala SMP Tarsisius I : Yohana Danik Wijayanti
- Kepala SMA Tarsisius I : Stephanus Subarno
- Wakil Kepala SMA Tarsisius I : Barbara Yosephita Tethool
- Koordinator Unit Tarsisius I : Benediktus Waris Nugroho
Ketua Pengurus YBHK, Drs. Hermanus Eddy Gunawan dalam pengarahannya menekankan beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh para pejabat baru, yang akan menakhodai Sekolah Tarsisius I. Pertama, komunikasi dan koordinasi. Komunikasi dan koordinasi, baik secara vertikal maupun horisontal harus dilakukan untuk merancang kegiatan-kegiatan dalam rangka adaptasi dan antisipasi terhadap berbagai perubahan di tengah masih maraknya pandemi covid-19. Misalnya merancang model pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang kreatif dan interaktif, standar operasional prosedur penerapan new normal di sekolah dalam masa covid-19. Kedua, tidak ada super star, yang ada hanyalah super tim. Ketiga, seorang pemimpin bukanlah bos tetapi pelayan. Dia harus selalu mempraktikan sikap proaktif melayani dalam kepemimpinannya, bukan minta dilayani seperti bos. Keempat, harus memperhatikan beberapa hal penting dalam KPI (key performance indicator) pimpinan sekolah antara lain PPDB, tunggakan keuangan, dan saldo aktivitas. Pimpinan sekolah harus fokus memperhatikan hal-hal tersebut karena merupakan nadi YBHK, nadi kita semua. Kelima, Uji Kompetensi Guru (UKG) merupakan salah satu instrumen dalam melakukan pemetaan guru. Hal ini untuk menegakan obyektivitas dan menghindari subyektivitas. Banyak hal yang digunakan sebagai parameter dalam melakukan pemetaan SDM, khususnya guru. Keenam, simplifikasi dan reformasi sistem kerja. Pimpinan sekolah harus melakukan simplifikasi dan reformasi dalam sistem kerja. Sistem kerja yang rumit harus disederhanakan, harus selektif terhadap pekerjaan-pekerjaan prioritas. Harus berani memangkas hal-hal yang tidak penting dalam mempercepat proses dan sistem kerja. Ketujuh, terus belajar. Pimpinan sekolah dan guru-karyawan harus terus belajar. Belajar tanpa henti tentang banyak hal agar mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan perubahan. Barang siapa berhenti belajar, maka dia juga harus siap untuk digilas oleh perubahan itu sendiri.
Acara serah terima jabatan diakhiri dengan penandatanganan Pakta Integritas oleh masing-masing pejabat baru. Pakta Integritas sebagai pernyataan atau janji kepada diri sendiri tentang komitmen untuk melaksanakan seluruh tugas, fungsi, wewenang, serta peran secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Pakta Integritas yang sudah ditandatangani, selanjutnya langsung diserahkan kepada Pengurus YBHK. Selamat untuk para pejabat baru Sekolah Tarsisius I, selamat menakhodai kapal Sekolah Tarsisius I dalam mengarungi derasnya gelombang lautan pendidikan yang dinamis, di tengah terpaan pandemi covid-19.
Penulis: Yoakim Deko Lamablawa